Sabtu, 31 Mei 2014

Saya sedang belajar untuk menulis, dan menuliskan kata-kata yang tidak bisa saya ungkapkan... 

Ada kesan yang menarik dibulan Mei ini, ada kata keikhlasan dan ada kata ketenangan manakala kita menerima semuanya dari Allah. Allah memberikan kebahagiaan lewat do'a dan kenyataan yang tidak bisa saya hindari. Saya sadar betul bahwa dunia memang hanyalah fatamorgana ia akan meninggalkan kita jika kita kejar, tapi jika kita mengejar pemilikNya maka ia akan menghampiri dengan sendirinya. 
Allah maha benar dengan segala firmannya, tidak ada yang wajib kita percayai di dunia ini termasuk diri kita kecuali Allah. 
Edisi mengejar ilmu Allah dalam setiap nafas, dan film (yang hobi saya tonton) sekarang saya ingin bahagia seutuhnya dengan Allah dengan setiap pemberiannya. Setidaknya saya tuangkan dalam blog ini agar mampu menjadi pengingat kelak pada Allah perasaan bahagia saya yang sesungguhnya. ya Allah berikan saya kekuatan untuk menjalani kehidupan ini. 

BERSUARA

ketakutan akan mengalahkan segalanya membuat hati dan fikiran jadi tak menentu. kalut dan tak percaya diri. setiap orang memiliki ujian masing-masing dalam hidup, saya tak terkecuali ketika saya memilih untuk bersuara misalnya atau berpendapat banyak sekali yang saya takutkan, saya takut akan penolakan cibiran, makian, hinaan dan lain sebagainya. 
ketidakmampuan saya sebagai manusia saya lampiaskan semuanya dalam benak saya sebagai bongkahan dalam bingkai ketakutan. Barangkali rasa takut itu bisa dirasakan pada saat atau mitos tertentu, saya tidak saya pada pandangan orang lain menumpukan ketakutan saya. 
saya sempat keluar masuk toilet untuk menenangkan batin saya agar ketika saya tampil pas ngajar saya bisa memberikan yang terbaik. Pernah seorang teman berkata mungkin kita gugup karena standar yang kita jadikan sebagai acuan hidup terlalu tinggi melampui batas kemampuan yang kita miliki. Sungguh saya merasa saya yang paling berdosa terhadap diri saya selama ini, saya kurang bersyukur atas kehidupan dan kesempatan yang diberikan olehNya, betapa banyak orang yang tingkat kesulitan hidupnya jauuuh melebih saya, tapi saya anggap sebagai angin lalu. karena mungkin saya terlalu egois dengan kehidupan saya. 
saya, saya dan saya dalam hidup sepertinya saya tidak memiliki sandaran kalau begitu. Bulan Mei ini ujian begitu berat terasa oleh saya, karena saya tak sempat bercerita panjang dan lebar kepada teman saya yang saya anggap sebagai tumpuan atau tempat curhatan karena pasti mereka sudah bosan dengan segala keluh kesah saya yang ada. 
Teman-teman ini kisah nyata yang ingin saya bagi, bahwa di dunia ini memang ada manusia yang hanya berfikir tentang dirinya sendiri egois dan ingin dihargai selalu. Itulah yang saya sebut dengan istilah penyembahan terhadap diri sendiri. Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa tujuan diutusnya Rasul-rasulnya pada setiap zaman adalah untuk menyerukan bahwa tiada Tuhan yang patut disembah, di agungkan, di no satukan tidak diduakan ialah Allah hanya Allah. berarti dalam hidup kita sudah diikat dengan ikatan yang teramat luar biasa dengan Allah. Kita sudah tidak ada ikatan lagi dengan diri kita, dengan saya, saya dan saya. Sudah sewajarnya yang ada dalam benak dan fikiran adalah Allah, Allah dan Allah. Jika kita belum pernah berkenalan dengan Allah akan terasa kejam memang, bayangkan pernah suatu waktu ada seorang yang berhijab berujar ketika akan menentukan tujuan PTN yang akan ia tuju ia berkata toh hidup ini hidup gue mang masalah buat yang lain terserah gue dong mau kemana dan mau gimana. Ok, fix kata wendy hehe... tujuan balik lagi ke tujuan bermula dari tujuan, apa c tujuan kita hidup? pernah ga terfikir barangkali hidup kita sampai disini sampai detik ini. Kita akan bertemu dengan kehidupan baru bagi muslim dengan kehidupan akhirat dengan Allah. Akankah kita bahagia menjalani kehidupan baru kita, atau bersedih? memang bagi sebagian besar orang berpandangan bahwa hidup bahagia bisa dirasakan saat ini, saat hidup seolah-olah kita akan hidup selamanya, seolah-olah waktu takkan pernah berhenti dan takkan pernah bersuara pada kita, ayo lihat apa yang sudah kau persiapkan untuk perjalanan nanti kehidupan yang abadi? apa?
Bagi yang beriman tentu saja, saya mengingatkan diri saya akan tujuan yang akan saya gapai. Pertama bukan diri, dan bukan orang. Sekali lagi bukan diri dan bukan orang alasan kita hidup. Alasan kita hidup adalah Allah yang telah meciptakan kita, bagaimana kita menset diri kita sebagaimana Allah telah mensetnya dalam Al-Qur'an dan As-sunnah sebagai petunjuk dan pedoman agar kita bahagia dunia dan akhirat. 
Al-Qur'an bersuara bahwa manusia sangat cinta akan manusia lainnya wanita, pria, harta, tahta dan segala perhiasan yang ada di muka bumi. Lalu Allah berfirman bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan semuanya yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan ujian semata. Segala yang kita miliki adalah amanah yang harus kita kelola sesuai dengan aturan yang dikehendakiNya. Manusia dan segala yang bernyawa akan mati tidak kekal, jadi tidak perlu kita terlalu khawatir dengan pandangan manusia, dengan cinta manusia dan dengan kejahatan manusia dan peradabannya. Harta, tahta dan segala perhiasannya akan lenyap kecuali amal jariyah yang akan dibawa kelak sebagai bekal. Digunakan untuk apa, apakah sesuai atau tidak. Kita akan pergi setelah semua rezeky kita di dunia ini telah sampai semua kepada kita, kita akan meninggalkan segalanya mengahadapi keabadian. 
Al-Qur'an bersuara, jika kita ingin bahagia nyaman dan tentram di dunia ini ingatlah Allah sebanyak-banyaknya akan membuat hati kita tenang dan damai. Serulah Allah dalam setiap suara kita yang kita ucapkan dan yang kita persilakan untuk didengar dunia. Kenalah Allah dengan segala nikmat yang telah diberikannya, Allah memberikan nikmat yang tak terhitung di dunia ini yang tanpa kita sadari kita mengkufurinya, kita tidak pernah bersyukur atas karuniaNya. kehidupan ini sungguh adalah penjara bagi orang-orang mukmin sebagai pembuktian keimanannya dan keihklasannya. 
Allah memberikan nikmat berupa apapun sesuai dengan usaha yang kita lakukan di dunia ini. Seberapa besar usaha yang telah kita lakukan? ingat persembahan usaha bukan untuk manusia, tapi untuk Allah sang pemilik tunggal kehidupan. Bagi siapapun yang berusaha menyucikan dirinya dengan bertaubat akan suci, bagi yang selalu berdo'a akan dikabulkan do'anya bagi yang khusyu akan selalu yakin akan kekuasaanNya di dunia dan di akhirat. Bagi yang mencintaiNya akan selalu mendahulukanNya dan memprioritsakan di atas segala urusan hidupnya, bagi yang merindunya akan selalu ingat akan nikmatnya ibadah kepadaNya, akan selalu ingat kapan ia melangkah untukNya. Bagi yang mendapat petunjuk akan selalu mencari petunjuk disetiap langkah sekecil apapun agar genap sudah petunjuk semuanya, agar genap perbekalan semuanya. 
Ok, bagi yang akan bersuara kelak marilah kita suarakan satu suara dengan keikhlasan hati dan kecintaan padaNya bahwa yang layak bersuara dimuka bumi dan seluruh alam semesta hanyalah Allah dengan segala firmanNya..... 
Semoga kita termasuk kedalam golongannya yang bersuara untukNya, mengagungkan namaNya hingga kita bertemu denganNya aamiin