Nasihat
Al-Qur’an (Part1)
Bismillah,,,
selamat pagi dunia, mudah-mudahan dalam keadaan sehat wal’afiat semua tidak
kekurangan suatu apapun. Dalam kesempatan kali ini, insya Allah saya akan
membahas beberapa catatan yang ada dalam Al-Qur’an berdasaran apa yang saya
rasakan dan saya fahami dalam hal ini semoga apa yang saya tuliskan dapat
diambil manfaat dan segi positifnya.
Saya
mulai dengan Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 148 yang berbunyi “ Allah tidak
menyukia ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang
yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
Dalam
kehidupan sehari-hari biasanya hal yang paling sering dilakukan adalah
berinteraksi dengan orang baik dalam dunia pekerjaan ataupun dilingkungan
tempat tinggal. Banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya, tapi terkadang
kita terlupa akan satu hal bahwa setiap aktivitas yang kita lakukan adalah berdasarkan
pengetahuanNya. Kawan banyak yang kita alami dan pengalaman yang kita rasakan
biasanya kita langsung bicarakan atau curhatkan kepada sahabat kita atau teman
terdekat kita. Dalam hal yang biasa tentu tidak mengapa jika pembicaraan
tersebut tidak menyangkut orang lain dan keburukannya, Allah menasihati kita
untuk berhati-hati dalam membiacarakan keburukan. Keburukan yang kita bicarakan
bisa kita sadari atau tidak tergantung situasi dan kondisi terkadang pada saat
kita ngobrol dengan sahabat atau teman kita akan melupakan jati diri kita
sebenarnya (maksud dari pembicaraan awalnya). Keburukan kata Allah hanya boleh
dibicarakan oleh orang yang dianiaya. Barangkali dianiaya disini adalah orang
yang mengalami kedzaliman baik secara fisik maupun psikologis yang ia
membicarakannya adalah untuk mencari solusi dan cara penyelesaian yang terbaik
agar tidak menjadi mudharat bagi diri sendiri begitu juga bagi orang lain.
Ada
seorang teman yang mengatakan ketika kita curhat atau ngobrol tentang seseorang
hanya boleh dengan niat untuk mencari kemaslahatan dan kebaikan adapun kita
ketika merasa kesal dengan seseorang dan merasa terdzolimi oleh orang tersebut,
maka kita boleh mengungkapkannya pada orang yang benar dapat dipercaya dan
amanah dan yang kita anggap bijak untuk mendapatkan solusi pemecahan
masalahnya.
Nah,
pada dasarnya manusia itu sifatnya senang mengobrol, tidak apa-apa Allah sangat
menyukainya terutama apabila yang kita bicarakan adalah saling menasihati dalam
kebenaran dan kesabaran. Kawan semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih
baik lagi setelah mengetahui salah satu nasihat dari Al-Qur’an dan
mudah-mudahan kita dapat menjalankan kehidupan kita masing-masing dengan
maksimal aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar