Selasa, 17 Juni 2014

Nasihat Al-Qur’an (Part1)

Bismillah,,, selamat pagi dunia, mudah-mudahan dalam keadaan sehat wal’afiat semua tidak kekurangan suatu apapun. Dalam kesempatan kali ini, insya Allah saya akan membahas beberapa catatan yang ada dalam Al-Qur’an berdasaran apa yang saya rasakan dan saya fahami dalam hal ini semoga apa yang saya tuliskan dapat diambil manfaat dan segi positifnya.
Saya mulai dengan Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 148 yang berbunyi “ Allah tidak menyukia ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya hal yang paling sering dilakukan adalah berinteraksi dengan orang baik dalam dunia pekerjaan ataupun dilingkungan tempat tinggal. Banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya, tapi terkadang kita terlupa akan satu hal bahwa setiap aktivitas yang kita lakukan adalah berdasarkan pengetahuanNya. Kawan banyak yang kita alami dan pengalaman yang kita rasakan biasanya kita langsung bicarakan atau curhatkan kepada sahabat kita atau teman terdekat kita. Dalam hal yang biasa tentu tidak mengapa jika pembicaraan tersebut tidak menyangkut orang lain dan keburukannya, Allah menasihati kita untuk berhati-hati dalam membiacarakan keburukan. Keburukan yang kita bicarakan bisa kita sadari atau tidak tergantung situasi dan kondisi terkadang pada saat kita ngobrol dengan sahabat atau teman kita akan melupakan jati diri kita sebenarnya (maksud dari pembicaraan awalnya). Keburukan kata Allah hanya boleh dibicarakan oleh orang yang dianiaya. Barangkali dianiaya disini adalah orang yang mengalami kedzaliman baik secara fisik maupun psikologis yang ia membicarakannya adalah untuk mencari solusi dan cara penyelesaian yang terbaik agar tidak menjadi mudharat bagi diri sendiri begitu juga bagi orang lain.
Ada seorang teman yang mengatakan ketika kita curhat atau ngobrol tentang seseorang hanya boleh dengan niat untuk mencari kemaslahatan dan kebaikan adapun kita ketika merasa kesal dengan seseorang dan merasa terdzolimi oleh orang tersebut, maka kita boleh mengungkapkannya pada orang yang benar dapat dipercaya dan amanah dan yang kita anggap bijak untuk mendapatkan solusi pemecahan masalahnya.
Nah, pada dasarnya manusia itu sifatnya senang mengobrol, tidak apa-apa Allah sangat menyukainya terutama apabila yang kita bicarakan adalah saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kawan semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah mengetahui salah satu nasihat dari Al-Qur’an dan mudah-mudahan kita dapat menjalankan kehidupan kita masing-masing dengan maksimal aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar